Banyak
mahasiswa yang bingung mau diisi apa waktunya jika tugas-tugas kuliah telah
mereka tunaikan. Mereka yang bingung seperti itu kebanyakan karena kurang
berminat mengikuti kegiatan-kegiatan keorganisasian yang diadakan oleh pihak
BEM atau UPK yang lain. Alasan yang kerap terdengar adalah bagaimana cara
memanajemen waktu antara tugas-tugas kuliah dengan kegiatan-kegiatan UPK di
kampus dan juga kegiatan pribadi mereka. Mahasiswa seperti ini sudah merasa
sibuk dan maksimal atas semua waktunya. Padahal dilihat dari banyaknya waktu
kosong yang terbuang sia-sia, kurang patut jika pemanfaatan waktunya disebut
maksimal. Banyak dari mereka, menggunakan waktu-waktu kosongnya dengan
pekerjaan yang sebenarnya kurang bermanfaat. Banyak tidur, nonton TV, pacaran,
bahkan mungkin pekerjaan yang sangat dilarang terutama oleh agama.
Yang
sibuk dengan urusan kegiatan UPK atau kegiatan-kegiatan keorganisasian, tidak
jarang merasa bersalah karena telah mengikuti kegiatan itu. Mereka merasa
bingung bagaimana cara mengatur waktu antara perkuliahan dan keorganisasian
yang telah mereka ikuti. Tahun kuliah yang tambah panjang mungkin terjadi pada
kebanyakan aktivis kampus yang mempunyai segudang kegiatan dan agenda diluar
perkuliahan. Manajemen diri yang kuranglah yang menjadi kendala dari kedua tipe
mahasiswa itu. Mahasiswa yang nganggur karena tugas kuliah usai, merasa takut
untuk memiliki kegiatan di luar kuliah karena khawatir tidak bisa mengatur
waktunya. Berbeda lagi yang sibuk malah merasa bersalah karena perkuliahannya
akan terbengkalai jika aktif dalam suatu organisasi ekstra.
Manajemen
berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, yaitu sebuah seni dalam
mengatur, merencanakan, dan mengelola diri sendiri maupun orang lain. Manajemen
diri disini dimaksudkan agar kita lebih bisa mengontrol dan memonitoring
kegiatan kita agar sesuai dengan tujuan kita. Waktu antar kegiatan agar
tersusun jelas dan teratur untuk memudahkan kita dalam menjalaninya. Dalam
memanajemen diri biasanya dimulai dengan peng-agendaan waktu yang telah disusun
sesuai dengan kegiatan yang akan dijalani dalam kurun waktu tertentu. Waktu
dari tidur sampai akan tidur lagi tercover baik untuk menunggu pelaksanaannya.
Mahasiswa
yang waktu luangnya lebih lama, dapat menggunakan waktunya itu dengan kegiatan
yang lebih bermanfaat tanpa adanya beban pengalokasian waktu yang pincang.
Sedangkan yang merasa sangat sibuk hingga kadang mengabaikan kegiatan
perkuliahan sehingga mempengaruhi kelulusan, dapat merefisi kembali
jadwal-jadwalnya agar lebih teratur untuk kemudian melakukannya tanpa ada beban
waktu.
Pada
dasarnya pengaruh lingkungan juga turut berperan dalam kesadaran untuk
memanajemen diri. Kumpulan orang yang senang berhura-hura sedikit sekali waktu
yang mereka luangkan untuk kegiatan yang lebih berguna dari kesenanganya itu.
Berbeda dengan orang yang sering berkumpul bersama teman-teman yang senang
berorganisasi.
Tujuan
dari kesemua kegiatan yang di lakukan seorang pembelajar dengan segala
aktifitasnya tidak lain untuk mengembangkan diri agar sesuai dengan agama dan
dapat berguna dalam kelangsungan pembangunan Indonesia yang tak kunjung usai
ini. Semoga generasi penerus dapat memanfaatkan waktu mereka dengan
sebaik-baiknya. (ri)